TEMPO.CO, Bekasi - Warga di RW 04 dan 08 (sebelumnya ditulis RW 14), Kelurahan Aren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi, akhirnya bersedia dibangun Sekolah Menengah Atas Negeri 18 di lingkungannya. "Apa pun program pemerintah kami dukung," kata Burhan, 40 tahun, di hadapan Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi, Senin, 22 Desember 2014.
Asalkan, kata dia, legalitas sarana umum tersebut jelas. Selain itu, warga meminta jaminan keamanan di lingkungan. jika sekolah tersebut sudah berdiri dikawatirkan rawan terjadi tawuran pelajar. "Lingkungan kami bebas banjir," ujarnya. "Jangan sampai ada bangunan baru menimbulkan banjir."
Asalkan, kata dia, legalitas sarana umum tersebut jelas. Selain itu, warga meminta jaminan keamanan di lingkungan. jika sekolah tersebut sudah berdiri dikawatirkan rawan terjadi tawuran pelajar. "Lingkungan kami bebas banjir," ujarnya. "Jangan sampai ada bangunan baru menimbulkan banjir."
Warga lain, Siagian, 45 tahun, meminta akses khusus menuju SMAN 18,
sehingga siswa dan guru tak memakai jalan di pemukiman warga. "Dari
jalan utama langsung ke sekolah," katanya. (baca: Dukung Pembangunan
SMAN 18)
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menjamin
permintaan warga. Menurut dia, pembangunan sarana pendidikan untuk
kepentingan masyarakat sekitar agar anak-anaknya dapat bersekolah.
"Syaratnya, nilainya tidak jeblok," kata Rahmat.
Ia mengatakan pembangunan sarana pendidikan di lokasi itu bagian dari pengamanan aset pemerintah. Sebab, lahan fasos/fasum itu hingga kini belum diserahkan kepada pemerintah. Karena itu, harus dikuasi oleh negara. "Saya yakin, kekawatiran masyarakat tidak terjadi," ujarnya. (baca: Wali Kota Bekasi Ngotot Bangun Gedung SMA Negeri 18)
Kepala Dinas Bangunan dan Pemadam Kebakaran Dadang Ginanjar mengatakan pembangunan tahap pertama sebanyak tiga ruang kelas baru (RKB) dilakukan oleh pihak ketiga menggunakan dana coorporate responsibility (CSR) sebesar Rp 1,1 miliar lebih. "Berikutnya kami belum tahu, apakah dianggarkan pada APBD," kata Dadang.
Sesuai dengan detail engineering design (DED), kata dia, dibutuhkan dana sekitar Rp 21 miliar untuk membangun 27 RKB. Pada tahap awal, diharapkan rampung sebelum tahun ajaran baru 2015/2016. "Dikerjakan selama empat bulan," kata Dadang.
Menurut pantauan Tempo, sebelum bangunan milik pengembang dirobohkan, ratusan warga menolak pembangunan gedung sekolah. Warga membentangkan spanduk bertuliskan penolakan. Namun setelah diskusi dan dialog, pemerintah akhirnya merobohkannya. (baca: Pemerintah Bekasi Akan Bongkar Gudang untuk SMA 18)
Seperti diketahui, SMAN 18 Kota Bekasi sejak empat tahun lalu masih menumpang di SDN Bekasi Jaya VII, Bekasi Timur. Para siswa di sekolah tersebut kesulitan belajar karena tak didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai. Sehingga kebutuhan sekolah baru sangat mendesak.
Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2014/12/22/083630251/akhirnya-warga-setuju-pembangunan-sman-18-bekasi