Angka partisipasi kasar (APK) sekolah menengah atas (SMA) Jawa Barat pada 2014 anjlok dari tahun sebelumnya. Angka partisipasi kasar adalah rasio jumlah murid SMA dengan penduduk pada usia tersebut.
Pada 2013, jumlah penduduk Jawa Barat yang mengenyam pendidikan di bangku SMA hampir 67,78 persen. Namun jumlahnya turun menjadi 61 persen pada 2014. "Hitungan awal kami 71 persen, tapi semua provinsi terkoreksi. Dari proyeksi (APK SMA) 71 persen menjadi 61 persen," ujar Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan di Bandung, Selasa, 24 Maret 2015.
Gubernur yang biasa disapa Aher itu mengatakan Pemerintah Provinsi Jawa Barat berniat menggenjot anggaran pendidikan untuk mendongkrak angka partisipasi kasar SMA. Dia juga sudah meminta pemerintah pusat agar pengalihan status SMA di bawah pengelolaan pemerintah provinsi, khusus Jawa Barat, bisa dipercepat. "Kami akan membangun infrastruktur besar-besaran," ucapnya.
Aher mengaku sudah meminta Dinas Pendidikan memetakan sebaran SMA di Jawa Barat. Tahun ini disiapkan pula rencana membangun sekolah baru di wilayah blank-spot SMA. "Saya sudah tugaskan Dinas Pendidikan untuk memetakan di mana saja harus membangun SMA baru, supaya bisa menampung. Sekarang sudah mulai dipetakan," tuturnya.
Menurut Aher, Pemprov Jawa Barat akan meminta pengangkatan guru honorer sebanyak-banyaknya untuk mengisi sekolah baru tersebut. "Guru honorer yang sangat banyak itu kami tampung di situ. Kalau belum di angkat pusat menjadi pegawai negeri sipil, kami akan mempekerjakan mereka dengan gaji standar UMK (upah minimum kabupaten/kota)," katanya.
Aher berjanji rencana mendongkrak APK SMA di Jawa Barat akan dimulai dalam anggaran perubahan tahun ini. "Pada 2015, di samping memetakan, kami juga akan membebaskan lahan. Tahun 2016, sudah mulai membangun SMA baru, sambil sementara membuat SMA satu atap dengan SMP yang ada," ujarnya.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja menjelaskan, secara absolut, lulusan SMA meningkat, tapi persentase APK anjlok gara-gara rumus penghitungannya berubah. Jumlah penduduk Jawa Barat pun bertambah.
Menurut Deny, hitungan APK tahun lalu masih menggunakan data hasil survei BPS soal jumlah penduduk tahun 2005, sementara penghitungan APK 2014 memakai hasil survei BPS tahun 2010. "Walaupun naik, tapi bilangan pembaginya banyak, jadi turun," ucap Deny di Bandung, Selasa, 24 Maret 29015.
Namun demikian, tutur Deny, masalah terbesar turunnya APK SMA itu gara-gara jumlah ruang kelas untuk menampung lulusan SMP memang kurang. "Sekitar 39 persen lulusan SMP tidak tertampung, makanya harus ada program khusus karena sudah darurat pendidikan," katanya.
AHMAD FIKRI
Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2015/03/25/058652658/rasio-murid-sma-di-jawa-barat-anjlok-begini-siasat-aher
Foto Ilustrasi : Istimewa
Foto Ilustrasi : Istimewa
Catatan Redaksi :
Dengan perubahaan Status Pengelolaan tersebut di atas, pasti turut juga dengan pembiayaannya. Jadi semestinya tidak akan memberatkan Orang Tua Murid.