Competition vs Cooperation

*CERITA SEORANG TEMAN, DIASPORA DI AMRIK, YG BEKERJA DI CHEVRON, CALIFOR NIA*
(sebuah catatan, yg mungkin bagus utk anak-anak Indonesia dan kita sendiri di lingkungan pekerjaan kita).
********************
*COMPETITION* vs *_COOPERATION_*
     Jumat lalu, kedua anak saya menerima *Report Card* dari sekolahnya Ronald Reagan Elementary School (rapor kalau di Indonesia).

     Melihat keduanya mendapat nilai-nilai yang sangat bagus. Anehnya kok tidak tercantum *info tentang rangking?*,
    Saya tergoda bertanya ke salah satu gurunya...
     *“Anak saya ranking berapa, Ms. Batey?”*
     Dia balik bertanya, *“Kenapa Anda orang Asia selalu nanya seperti itu?”*
     "Wah, salah apa saya ini....?" kata saya dalam hati.
      Dia melanjutkan bicara,  *“Anda kok sangat suka sekali berkompetisi?"* katanya.
     "Di level anak Anda, tidak ada rangking2an...!"
     "Tidak ada kompetisi!" tambahnya.
     *"Kami mengajari mereka tentang 'cooperation' alias kerjasama....!"*
     "Mereka harus bisa bekerja dalam *'team work'"*
       *"Dan mereka harus bisa cepat bersosialisasi dan beradaptasi."*
      *"Mereka harus punya banyak teman!"*
      *"Lebih penting bagi kami untuk mengajari mereka story telling dan bagaimana mengungkapkan isi pikiran dalam bahasa yang terstruktur dan sistematis!"*
     *"Kami mengajari mereka "logika" dalam setiap kalimat yang mereka ucapkan!"*
     Dari sini, rupanya kenapa teman2 saya di kantor mentalnya selalu *"How can I help you?* Hampir tidak pernah saya lihat mereka *jegal-jegalan.*
    Dan, di Amrik hampir semua profesi mendapat penghasilan/penghargaan yang layak. *Tidak harus semua jadi dokter, insinyur atau profesi lain yang terlihat "terhormat" seperti di Indonesia...*
     Semua orang boleh mencari penghidupan sesuai *passionnya,* sehingga semua bidang kehidupan berkembang maju, *karena diisi oranng2 yang bekerja dengan penuh gairah.*
     Wah…saya jadi ingat, memang pendidikan di negeri saya sangat kompetitif.
     Banyak orangtua yang narsis kemudian memajang prestasi anak-anaknya di sosmed. *Wow!*
     *Tanpa disadari sebagian dari mereka nanti akan tumbuh menjadi orang-orang yang terlalu suka berkompetisi dan lupa bekerjasama.*
      Kiri-kanannya dianggap *saingan* bahkan sangat mungkin sebagai *musuhnya?*
      *Dirinya harus menjadi yang terbaik!*
     Mending kalau si anak bisa mengembangkan dirinya supaya menang persaingan. Yang ada, kadang mereka justru menunjukkan kebaikan dirinya dengan *cara mengungkapkan kejelekan2 temannya ataupun orang lain...*
     *"Kalo bukan kita siapa lagi?"* begitu jargonnya…
     Wuih..., betapa arogannya, seakan-akan fihak lain tidak ada yg bisa! *Hanya dia sendiri yang mampu!*
     *Kemudian yg ada adalah menjadi sakit mentalnya….*
     *"Aku menang.....aku menang....!"* begitu suara anak-anak dari sebuah gang di ibukota...
     Entah permainan apa yang mereka menangkan?
     *Entah kapan dia sadar, bahwa hidup bukan melulu soal menang atau kalah!*
     *(Bakersfield USA*)
     The magic words is *"How can I help you...”*
Spread the loves always for surround of you guys ❤